Sejarah Amerika Latin
Kawasan Amerika Latin adalah bagian belahan selatan benua Amerika yang terdiri dari tiga sub-kawasan, yakni Amerika Tengah (Central America), “baskom” Karibia (Caribbean Basin), dan Amerika Selatan (South America).
Inilah sejarah Amerika Latin selengkapnya.
Istilah “Latin” untuk menyebut bagian dari benua Amerika sehingga menjadi “Amerika Latin" yang sekarang lazim digunakan itu sesungguhnya adalah sumbangan dari para penulis Prancis pada abad ke-19 sebagai suatu cara untuk meningkatkan kepemimpinan bangsa Prancis terhadap dunia Katolik dan Latin melawan kelompok masyarakat linguistik yang lain.
Mengapa Amerika Latin menarik untuk dipelajari? Ada beberapa alasan:
Pertama, Amerika Latin sering dipandang sebagai satu entitas. Padahal kawasan itu ditandai dengan berbagai perbedaan yang mencolok.
Oleh karena itu diperlukan kecermatan dalam melakukan generalisasi terhadap gejala sosial dan politik yang terjadi di kawasan itu.
Kedua, Amerika Latin bukan hanya berbeda-beda, melainkan juga sebuah kawasan yang mengalami krisis identitas.
Apakah Amerika Latin itu negeri Barat, Non-Barat, negeri yang sedang berkembang (developing countries/nations), Dunia Ketiga, atau apa?
Jawabannya tentu sangat kompleks.
Ketiga, variasi keadaan alam, juga merupakan faktor pembedanya.
Ada yang memiliki sumber alam yang sangat kaya seperti minyak di Venezuela dan Mexico, dan berbagai bahan pertambangan di Brazil, Chile, dan Peru.
Namun di beberapa negara sangat sedikit sumber alamnya.
Keempat, dengan usia negara-negaranya yang rata-rata sudah lebih dari satu setengah abad, negara-negara di Amerika Latin tidak bisa lagi disebut sebagai negara baru.
Kilasan Sejarah Peradaban Amerika Latin
Wilayah Amerika Latin merupakan bagian dari benua Amerika yang sangat luas dengan variasi iklim dan keadaan fisis-geografis yang beraneka ragam, demikian pula kultur masyarakatnya.
Para ahli mengidentifikasikan lebih dari 30 bahasa suku asli Amerika dengan lebih dari 2000 dialek.
Menurut teori ilmiah, sewaktu jaman es (kira-kira 100.000 s.d. 10.000 tahun yang lalu), daratan Amerika dan Asia masih menyatu di bagian yang kini dikenal sebagai Selat Bering.
Bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa manusia di Amerika berasal dari Asia (keturunan ras Mongoloid) yang bermigrasi mengikuti jejak binatang buruannya dari wilayah Asia ke Amerika.
Diperkirakan tanah Amerika telah dihuni manusia sejak 70.000 tahun yang lalu dan ditemukan bukti bahwa sudah ada manusia yang sampai ke Tanjung Horn di ujung selatan benua Amerika.
Sekitar 6.000 tahun yang lalu, bangsa asli Amerika mulai menanam gandum yang tadinya tumbuh liar di wilayah lembah kering di bagian selatan Mexico.
Dalam beberapa ribu tahun teknik bercocok-tanam itu menyebar ke bagian lain benua Amerika.
Sebagaimana di lembah-lembah sungai di Afrika, Timur Tengah, dan Asia, desa-desa pertanian bertumbuhan di Amerika, misalnya budaya Chavin di wilayah pegunungan Andes (Peru).
Perang Kemerdekaan bangsa-bangsa di Amerika Selatan
Sebagaimana 13 koloni di Amerika Utara yang telah memerdekakan diri pada tanggal 1 Juli 1776, pada akhir tahun 1700-an itu muncul pula semangat kemerdekaan di berbagai belahan Amerika yang lain.
Pada saat itu rasa ketidakpuasan meningkat, khususnya jika para pemukim itu telah membaca karya-karya para penulis era Pencerahan seperti John Locke, Voltaire, dan J.J. Rousseau. Keberhasilan revolusi Amerika (1774) dan juga
Pada saat itu rasa ketidakpuasan meningkat, khususnya jika para pemukim itu telah membaca karya-karya para penulis era Pencerahan seperti John Locke, Voltaire, dan J.J. Rousseau. Keberhasilan revolusi Amerika (1774) dan juga
Revolusi Prancis (1789) mendorong rakyat di Amerika Latin untuk berjuang demi kemerdekaannya sendiri.
Di Mexico, Amerika Tengah dan Selatan, dan di Hindia Barat Karibia), para pemukim mulai mencoba untuk mengambil-alih kontrol atas masalah-masalah mereka sendiri.
Di Mexico, Amerika Tengah dan Selatan, dan di Hindia Barat Karibia), para pemukim mulai mencoba untuk mengambil-alih kontrol atas masalah-masalah mereka sendiri.
Negara-negara Amerika Latin berdasarkan tahun kemerdekaannya.
1. Argentina 1816
2. Bolivia 1825
3. Brazil 1822
4. Chili 1818
5. Colombia 1819
6. Costa Rica 1821
7. Cuba 1898
8. Dominican Republic 1844
9. Ecuador 1822
10. El Salvador 1821
11. Guatemala 1839
12. Haiti 1804
13. Honduras 1838
14. Mexico 1821
15. Nicaragua 1821
16. Panama 1903
17. Paraguay 1813
18. Peru 1821
19. Puerto Rico 1899
20. Uruguay 1828
21. Venezuela 1830
Dilihat dari daftar di atas, hingga saat ini usia rata-rata negara-negara Amerika Latin itu kurang lebih 160 tahun sejak kemerdekaannya.
Jadi negara-negara tersebut tidak bisa dikatakan sebagai negara baru sebagaimana negara-negara Asia-Afrika yang baru memperoleh kemerdekaannya pasca Perang Dunia II.
Perlu dicatat bahwa sampai dengan abad ke 19 itu struktur masyarakat pasca kemerdekaan Amerika Latin ternyata masih tetap berwatak dwi kelas yang kaku dan pemerintahan-pemerintahan baru tetap bernuansa otoritarian korporatif.
Pada puncak piramida struktur sosial, Raja digantikan oleh Presiden.
Hanya saja telah mulai tumbuh sekalipun dalam jumlah yang belum berarti secara politik kelas menengah yang terdiri dari kaum profesional dan kelas pekerja industri.
Penaklukan Benua Amerika
Dengan Perjanjian Tordesillas, Spanyol mengklaim hak untuk menguasai seluruh Dunia
Baru.
Para penjelajah awal Spanyol mendengar kisah-kisah tentang kerajaan-kerajaan yang makmur di Amerika.
Para penjelajah awal Spanyol mendengar kisah-kisah tentang kerajaan-kerajaan yang makmur di Amerika.
Laporan-laporan seperti itu mendorong bagi ekspedisi baru berikutnya.
Dengan tidak secara langsung membiayai ekspedisi, penguasa Spanyol memberi hak kepada conquistadores atau pasukan penakluk veteran peran reconquista, untuk mendirikan koloni di Dunia Baru.
Dengan tidak secara langsung membiayai ekspedisi, penguasa Spanyol memberi hak kepada conquistadores atau pasukan penakluk veteran peran reconquista, untuk mendirikan koloni di Dunia Baru.
Sebagai “pajak”-nya, para conquistador itu setuju untuk memberikan seperlima dari emas atau harta karun yang mereka dapatkan di Amerika
Dengan demikian untuk melakukan ekspedisi, Raja tidak perlu banyak mengeluarkan biaya.
Dengan demikian untuk melakukan ekspedisi, Raja tidak perlu banyak mengeluarkan biaya.
Beberapa penakluk yang terkenal:
1. Hernando Cortez. Tahun 1519 mendarat di pantai Mexico untuk mencari emas. Dia
segera mendengar kabar tentang adanya kerajaan Indian yang besar yaitu Aztec yang
saat itu dipimpin oleh Raja Montezuma.
Cortez kemudian beraliansi dengan suku Indian yang membenci Montezuma.
Cortez kemudian beraliansi dengan suku Indian yang membenci Montezuma.
Dengan 400 orang pasukan dan 16 kuda, didatanginya Montezuma di ibukota Aztec, Tenochtitlan, dan dilakukannya negosiasi dengan Montezuma.
Setelah berunding selama beberapa bulan, Montezuma akhirnya setuju menjadi bawahan kerajaan Spanyol.
Setelah berunding selama beberapa bulan, Montezuma akhirnya setuju menjadi bawahan kerajaan Spanyol.
Tetapi pada tahun 1520 bangsa Aztec memberontak. Dengan bantuan aliansinya, Cortez mengepung Tenochtitlan dan kerajaan Aztec dihancurkannya pada tahun 1521.
Dalam beberapa tahun kemudian hancur-leburlah kekaisaran Aztec.
2. Francisco Pizarro. Sembilan tahun kemudian, penakluk yang bernama Francisci
Pizarro bersama dengan 180 tentara Spanyol mendarat di Pantai Pasifik Amerika
Selatan (di wilayah Peru sekarang).
Pizarro mendengar bahwa kekaisaran Inca sedang berada dalam keadaan perang saudara. Dengan mengambil keuntungan dari keterpecahbelahan bangsa Inca tersebut, Pizarro menangkap pemimpin Inca, Atahualpa, dan mengeksekusi banyak perwira Inca.
Pada tahun 1535 Pizarro menguasai seluruh kekaisaran Inca Raya termasuk ibukotanya Cuzco.
Dalam waktu 15 tahun dua kekaisaran besar di Amerika jatuh ke tangan para penakluk
dari Spanyol. Beberapa faktor kejatuhan kerajaan tersebut:
1. persenjataan bangsa Eropa lebih baik, yakni senjata api, yang sampai saat itu belum
dikenal oleh bangsa Indian Amerika;
2. bangsa Indian belum menjinakkan kuda untuk tunggangan. Sebagian mereka juga
takut kepada kuda dan menganggap penunggangnya adalah dewa;
3. bangsa Indian tidak memiliki kekebalan terhadap berbagai penyakit yang dibawa
bangsa Eropa ke sana, seperti malaria dan demam berdarah;
4. bantuan dari suku-suku Indian yang membenci pemimpin Inca maupun Aztec.
Selama kurun waktu satu abad (antara tahun 1500 s.d. 1600) jumlah penduduk asli
Indian di Amerika merosot tajam.
Dinamika Amerika Latin di Akhir Abad XX
1. Krisis Utang
2. Kembali ke Demokrasi
3. Kejayaan Neoliberalisme
4. Kecenderungan Religius
5. Masyarakat yang sedang berubah
Dengan modernisasi ekonomi dan sosial itu pula dalam batas tertentu mengubah hubungan gender.
Di sebagian besar kawasan Amerika Latin kaum perempuan mendapatkan kesetaraan hukum penuh sama dengan laki-laki, hanya saja hal itu terjadi secara gradual dan biasanya lebih belakangan ketimbang hak suara.
Di Argentina, sebagai contoh, kaum isteri memperoleh kewenangan yang setara dengan kaum suami terhadap anaknya yang belum dewasa hanya setelah kembalinya demokrasi pada tahun 1980-an.
Di sebagian besar kawasan Amerika Latin kaum perempuan mendapatkan kesetaraan hukum penuh sama dengan laki-laki, hanya saja hal itu terjadi secara gradual dan biasanya lebih belakangan ketimbang hak suara.
Di Argentina, sebagai contoh, kaum isteri memperoleh kewenangan yang setara dengan kaum suami terhadap anaknya yang belum dewasa hanya setelah kembalinya demokrasi pada tahun 1980-an.
Hampir sama dengan laki-laki, kaum wanita mengambil pendidikan tinggi, dan alternatif tradisional untuk menjadi pembantu rumah tangga ataupun prostitusi diimbangi dengan jumlah mereka yang menjadi pekerja profesional, pekerja terampil, dan pekerjaan-pekerjaan di perusahaan-perusahaan.
Kesimpulan tentang istilah Amerika Latin
Amerika Latin (bahasa Portugis dan bahasa Spanyol: América Latina; bahasa Perancis: Amérique Latine) adalah sebutan untuk wilayah benua Amerika yang sebagian besar penduduknya merupakan penutur asli bahasa-bahasa Roman (terutama bahasa Spanyol dan bahasa Portugis) yang berasal dari bahasa Latin.Istilah Amerika Latin dipakai untuk membedakan wilayah ini dengan wilayah Anglo-Amerika yang kadang-kadang dipakai untuk menyebut wilayah benua Amerika dengan mayoritas penduduk adalah penutur asli bahasa Inggris.
Istilah Amérique latine bermula dari istilah geopolitik yang diciptakan Kaisar Napoleon III dari Perancis, yang menyebut istilah Amérique latine and Indochine sebagai tujuan ekpansi Perancis semasa masa pemerintahannya.
Walaupun awalnya dipakai untuk membantu ambisi Napoleon mengklaim wilayah di Amerika sebagai milik Perancis, istilah Amérique latine akhirnya digunakan untuk menyebut kawasan di benua Amerika yang penduduknya dari abad ke-15 dan ke-19 adalah pemukim yang berbicara bahasa-bahasa Roman asal Spanyol, Perancis, dan Portugal.
Selain bermula sebagai istilah politik Napoleon, istilah "Amerika Latin" juga dipakai Michel Chevalier pada tahun 1836 dalam tulisan berjudul Lettres sur l'Amèrique du Nord.
Di Amerika Serikat, istilah "Amerika Latin" ("Latin America")baru digunakan sejak tahun 1890-an, dan belum menjadi istilah umum untuk menyebut kawasan di sebelah selatan Amerika Serikat hingga di awal abad ke-20. Sebelumnya, orang Amerika Serikat menyebutnya sebagai "Amerika Spanyol" ("Spanish America")
Di kemudian hari, istilah "Amerika Latin" menjadi istilah setara "Eropa Latin", dan dipakai sebagai identitas bersama negara-negara di kawasan Amerika Latin. (Sumber : Wikipedia)
Itulah sekilas tentang Sejarah Amerika Latin yang bisa Saya tulis pada kesempatan ini. Semoga bermanfaat.
Note:
Untuk yang menginginkan Sejarah Amerika Latin lengkap, silahkan download versi PDFnya.